Tragedi tersebut terjadi pada Sabtu malam dan menewaskan dua belas orang, termasuk anak-anak dan remaja berusia antara 10 dan 20 tahun. Selain korban jiwa, setidaknya 19 orang mengalami luka-luka dengan rincian enam orang terluka parah, tiga orang terluka sedang, dan sepuluh orang mengalami luka ringan dan trauma.
Serangan Roket Hizbullah dan Identifikasi Korban
Dewan lokal Majdal Shams mengonfirmasi nama-nama 11 dari 12 korban pada Minggu pagi. Para korban yang tewas adalah:
Di Rumah Sakit Rambam, Haifa, empat dari lima anak yang dievakuasi menjalani operasi pada malam hari dan kini dirawat di unit perawatan intensif Rumah Sakit Anak Ruth. Sementara itu, di Pusat Medis Ziv, Safed, dari 39 korban luka yang dievakuasi, 17 dalam kondisi sedang-parah, 21 dalam kondisi ringan, dan satu orang meninggal karena luka-luka segera setelah tiba di rumah sakit.
- Fajr Laith Abu Salah
- Amir Rabi Abu Salah (16 tahun)
- Hazem Akram Abu Salah (16 tahun)
- John Wadie Ibrahim (15 tahun)
- Izil Nashat Ayoub (13 tahun)
- Finis Adham Safadi (12 tahun)
- Yazan Naif Abu Salah (11 tahun)
- Alma Ayman Fakhr al-Din (12 tahun)
- Naji Taher Halabi (11 tahun)
- Millar Maadad al-Shaar (10 tahun)
- Nazem Fakher Saeb
Evakuasi dan Penanganan Medis
Para korban luka diangkut ke rumah sakit oleh tim Magen David Adom (MDA) dan helikopter IDF. Dalam pernyataan resminya, MDA menyebutkan bahwa sekitar 100 dosis darah dan komponennya dikirimkan ke rumah sakit setelah serangan tersebut, serta meminta masyarakat untuk menyumbangkan darah.Di Rumah Sakit Rambam, Haifa, empat dari lima anak yang dievakuasi menjalani operasi pada malam hari dan kini dirawat di unit perawatan intensif Rumah Sakit Anak Ruth. Sementara itu, di Pusat Medis Ziv, Safed, dari 39 korban luka yang dievakuasi, 17 dalam kondisi sedang-parah, 21 dalam kondisi ringan, dan satu orang meninggal karena luka-luka segera setelah tiba di rumah sakit.
Penyataan Resmi
Menurut Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari, roket yang ditembakkan adalah roket Falaq 1 produksi Iran dengan hulu ledak berisi lebih dari 50 kilogram bahan peledak. IDF menyatakan bahwa roket tersebut diluncurkan oleh Hizbullah, meskipun kelompok teror itu membantah tanggung jawab mereka melalui pejabat seniornya, Mohammad Afif.Tindakan dan Respon Pemerintah
Setelah serangan tersebut, berbagai pejabat militer dan pemerintah melakukan penilaian situasi di Majdal Shams. Kepala Staf Umum, Letnan Jenderal Herzi Halevi, bersama pejabat lainnya melakukan tinjauan lapangan.Menteri Pertahanan Yoav Gallant juga mengadakan rapat penilaian operasional di Komando Utara dan menyatakan bahwa darah anak-anak Israel tidak akan terbuang sia-sia dan pelaku serangan akan menanggung semua akibatnya.
Moshe Davidovitch, kepala Dewan Daerah Mateh Asher, mengungkapkan rasa duka dan kemarahan atas kejadian tersebut, menyerukan pemerintah untuk segera bertindak dan tidak lagi mengabaikan wilayah utara.
Setelah serangan di Majdal Shams, terjadi serangan roket lanjutan dengan sekitar 100 roket ditembakkan ke wilayah Galilea Utara. Serangan tersebut dilaporkan oleh jaringan Al-Mayadeen yang berafiliasi dengan Hizbullah. Sebelumnya, sekitar 10 proyektil ditembakkan ke arah Neve Ativ pada pukul 5:55 sore, namun tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Pada pukul 17.24, sekitar 30 roket melintas dari Lebanon ke Israel, dan alarm diaktifkan di Kiryat Shmona, Tel Hai, Margaliot, serta Galilea Utara. Dalam kejadian ini, Pasukan Pertahanan Udara IDF berhasil mencegat banyak proyektil dan sisanya jatuh di area terbuka tanpa menimbulkan korban luka.
Tanggapan IDF juga menyebutkan bahwa penyelidikan awal menemukan bahwa tidak ada cukup waktu untuk memberikan peringatan yang lebih lama karena penerbangan roket yang rendah membuat pencegatan sulit.
Dengan kejadian ini, semakin jelas bahwa situasi di wilayah Galilea Utara memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan upaya yang lebih besar dalam melindungi warga sipil dari ancaman serangan roket.
Insiden serangan roket ini menambah daftar panjang konflik di wilayah tersebut dan menunjukkan perlunya tindakan cepat dan efektif dari pihak berwenang untuk melindungi warga sipil. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir dan keamanan masyarakat terjamin.
|STAF REUTERS| JPOST|
Tanggapan Publik dan Penanganan Krisis
Kementerian Pendidikan di Utara membuka ruang situasi untuk menilai kejadian tersebut dengan melibatkan pihak berwenang, keluarga, dan personel sekolah. Alarm diaktifkan di wilayah Majdal Shams pada pukul 6:18 malam dan penduduk memiliki waktu sekitar 20 detik untuk bereaksi.Moshe Davidovitch, kepala Dewan Daerah Mateh Asher, mengungkapkan rasa duka dan kemarahan atas kejadian tersebut, menyerukan pemerintah untuk segera bertindak dan tidak lagi mengabaikan wilayah utara.
Serangan Roket Lanjutan
Pada pukul 17.24, sekitar 30 roket melintas dari Lebanon ke Israel, dan alarm diaktifkan di Kiryat Shmona, Tel Hai, Margaliot, serta Galilea Utara. Dalam kejadian ini, Pasukan Pertahanan Udara IDF berhasil mencegat banyak proyektil dan sisanya jatuh di area terbuka tanpa menimbulkan korban luka.
Situasi di Lapangan
Setelah tiba di lokasi kejadian, petugas medis senior MDA, Idan Avshalom, menjelaskan bahwa situasi di lapangan sepak bola sangat sulit dengan banyaknya korban yang tergeletak di rumput. Penanganan medis segera dilakukan, termasuk triase korban dan evakuasi ke klinik lokal serta rumah sakit.Penilaian Militer
IDF menyatakan bahwa roket diluncurkan dari daerah di utara desa Chebaa di Lebanon selatan dan menyebut komandan Hizbullah, Ali Muhammad Yihye, sebagai pihak yang bertanggung jawab. Insiden ini menunjukkan betapa sulitnya memberikan peringatan dini dan pencegatan roket karena tantangan topografi dan jarak yang dekat dari peluncuran hingga dampaknya.Tanggapan IDF juga menyebutkan bahwa penyelidikan awal menemukan bahwa tidak ada cukup waktu untuk memberikan peringatan yang lebih lama karena penerbangan roket yang rendah membuat pencegatan sulit.
Dengan kejadian ini, semakin jelas bahwa situasi di wilayah Galilea Utara memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan upaya yang lebih besar dalam melindungi warga sipil dari ancaman serangan roket.
Penanganan Pascaserangan
Polisi Israel dan detektif kepolisian Distrik Utara bekerja keras menangani sejumlah lokasi di mana pecahan peluru jatuh, mengisolasi area kecelakaan, dan mencari sisa-sisa jenazah untuk memastikan tidak ada risiko lebih lanjut bagi masyarakat.Penutupan Wilayah
Sebagai tindakan pencegahan, penduduk beberapa daerah di Galilea Utara diperintahkan untuk tinggal di dekat tempat perlindungan dan beberapa jalan utama ditutup untuk lalu lintas kendaraan.Insiden serangan roket ini menambah daftar panjang konflik di wilayah tersebut dan menunjukkan perlunya tindakan cepat dan efektif dari pihak berwenang untuk melindungi warga sipil. Dengan penanganan yang tepat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir dan keamanan masyarakat terjamin.
|STAF REUTERS| JPOST|



Posting Komentar