Thomas Matthew Crooks Pelaku Penembak Trump
Thomas Matthew Crooks melepaskan tembakan yang menewaskan seorang pendukung Trump dan melukai dua orang lainnya, termasuk hanya menyerempet telinga mantan presiden tersebut. Fakta menarik muncul bahwa Crooks dikenal sebagai penembak yang "sangat buruk" di masa sekolahnya.Seorang Penembak yang Buruk
Menurut laporan dari New York Post, Crooks memiliki catatan akurasi tembakan yang sangat buruk. Beberapa tahun sebelum percobaan pembunuhan, ia mencoba bergabung dengan tim senapan di Sekolah Menengah Atas Bethel Park. Dua mantan teman sekelasnya mengingat bagaimana Crooks sering kali meleset dari target dengan jarak yang signifikan.Murphy, salah satu mantan teman sekelasnya, mengenang saat Crooks menembak dari jalur ketujuh di lapangan tembak sekolah, yang panjangnya 50 kaki dan lebarnya 21 kaki. Ia bahkan pernah mengenai dinding kiri, jauh dari sasarannya yang berada di dinding belakang.
Murphy menggambarkan Crooks sebagai "penembak yang sangat buruk," dan teman sekelas lainnya menambahkan bahwa ia sering mengenakan pakaian berburu ke kelas namun "tidak bisa menembak sama sekali." Pelatih mereka, yang juga seorang pelatih penembak jitu Angkatan Laut, dapat mengenali siapa yang memiliki kemampuan menembak dan siapa yang tidak, dan Crooks termasuk dalam kategori terakhir.
Perilaku Mencurigakan di Sekolah
Selain keterampilan menembaknya yang buruk, teman-teman sekelas Crooks mengingat beberapa perilaku mencurigakan yang ia tunjukkan. Ia sering kali membuat lelucon kasar yang tidak pantas ketika ada senjata api di lingkungan sekolah. Perilaku ini membuat teman-temannya waspada, terutama mengingat bahwa senjata api digunakan di lingkungan tersebut.Asisten di Panti Jompo dan Lulusan SMA
Thomas Matthew Crooks adalah lulusan Bethel Park School District tahun 2022. Ia bekerja sebagai asisten di panti jompo dan dikenal sebagai sosok cerdas meskipun pendiam. Dalam update terbaru dari Biro Investigasi Federal AS (FBI), tidak ditemukan kata-kata mengancam atau riwayat masalah kesehatan mental di profil media sosial Crooks.Yang membuat Crooks unik dibandingkan dengan penembak lain adalah bahwa ia hampir berhasil membunuh seorang calon presiden AS. Pada Sabtu sore, ia menyelinap ke lokasi rooftop sekitar 140 meter dari panggung tempat Trump berbicara dan menembakkan senapan semi-otomatis model AR-15, yang dibeli oleh ayahnya. Tembakan tersebut menewaskan seorang pria berusia 50 tahun dan melukai telinga Trump.
Rekan kerja Crooks di Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park merasa terkejut dan sedih mengetahui keterlibatannya dalam upaya pembunuhan ini. Marcie Grimm, administrator pusat perawatan tersebut, menyatakan bahwa Crooks melakukan pekerjaannya tanpa masalah dan memiliki catatan latar belakang yang bersih.
Kehidupan Akademik dan Sosial di Sekolah
Di sekolah, Crooks dikenal sebagai siswa yang pandai dalam matematika dan ilmu pasti. Ia menerima penghargaan bintang dan mendapatkan uang tunai sebesar $500 dari National Math and Science Initiative. Meskipun cerdas, Crooks tidak menunjukkan minat khusus pada politik dan lebih tertarik pada pembuatan komputer serta bermain game. Teman-teman sekolahnya menggambarkan Crooks sebagai sosok yang pendiam dan sering kali dianggap kesepian.Jason Kohler, seorang mantan teman sekolah Crooks, mengenang bahwa Crooks sering kali diintimidasi. Ia diolok-olok karena cara berpakaiannya, yang kadang-kadang mengenakan pakaian berburu. Kohler menambahkan bahwa intimidasi tersebut mungkin berdampak pada perilaku Crooks.
Reaksi Warga Bethel Park
Penduduk di sekitar rumah keluarga Crooks merasa terkejut dan gelisah dengan upaya pembunuhan yang dikaitkan dengan wilayah mereka. Bethel Park dikenal sebagai kawasan yang tenang dan berpikir bahwa ada seseorang seperti Crooks di antara mereka adalah hal yang mengganggu. Wes Morgan, seorang pria berusia 42 tahun yang bekerja di perusahaan manajemen investasi, mengungkapkan rasa ketidakpercayaannya atas kejadian ini.Thomas Matthew Crooks tumbuh dalam keluarga dengan latar belakang politik yang beragam. Ayahnya adalah seorang Republikan terdaftar, sementara ibunya adalah seorang Demokrat. Meski demikian, Crooks sendiri adalah anggota Partai Republik yang terdaftar dan berhak memberikan suara dalam pemilihan presiden mendatang pada tanggal 5 November.
Pihak keluarga dan lingkungan rumah Crooks menyatakan kebingungan dan kesedihan mereka atas keterlibatan Crooks dalam insiden penembakan tersebut.



Posting Komentar