Reaksi Terhadap Kemunculan Pertama Trump Setelah Upaya Pembunuhan
Trump membuat penampilan publik pertamanya sejak upaya pembunuhan tersebut pada malam pertama Konvensi Nasional Partai Republik. Dia disambut dengan tepuk tangan meriah dan ditemani oleh Vance, Tucker Carlson, Ketua DPR Mike Johnson, Rep. Byron Donalds, dan semua anaknya kecuali Ivanka.Awalnya, Donald Trump mempromosikan ide bahwa Israel perlu menyelesaikan perang dengan cepat, namun belakangan posisinya berubah, mendukung pandangan bahwa Israel harus mengambil waktu dan tindakan yang diperlukan. Perubahan ini terjadi seiring dengan desakan donor besar Yahudi dari Partai Republik yang menginginkan Israel bertindak sesuai kebutuhan.
Kritik Terhadap Kebijakan Luar Negeri Biden
Vance menggemakan argumen utama Trump bahwa dunia menjadi tempat yang lebih berbahaya di bawah pemerintahan Biden dibandingkan saat Trump menjabat. Menurut Vance, Biden telah membuat situasi menjadi semakin sulit bagi Israel untuk memenangkan perang tersebut.Dia juga menyebut bahwa saat Trump meninggalkan kantor, ada gerakan perdamaian yang berkembang di seluruh dunia, yang dibuktikan dengan Kesepakatan Abraham yang menunjukkan janji persatuan antara Israel dan beberapa negara Arab Sunni. Namun, dalam tiga tahun terakhir, konflik terjadi di berbagai belahan dunia.
Kritik dari Kelompok Yahudi Terhadap Vance
Kelompok Yahudi liberal segera mengecam Vance setelah Trump memilihnya sebagai calon wakil presiden. Mereka mempermasalahkan dukungan Vance terhadap kebijakan luar negeri yang isolasionis dan catatannya yang mengkhawatirkan dalam hal tidak mengutuk antisemitisme sayap kanan.Kritikan ini mencerminkan normalisasi perdebatan politik setelah upaya pembunuhan terhadap Trump. Mereka juga menentang dukungan Vance terhadap larangan aborsi nasional dan penolakannya terhadap paket bantuan darurat untuk Israel dan Ukraina.
Mark Mellman, CEO Demokrat Mayoritas untuk Israel, mengkritik Vance sebagai ekstremis yang mendukung larangan aborsi nasional dan menentang bantuan untuk Israel selama perang dengan Hamas. Mellman menegaskan bahwa tiket Trump-Vance akan merugikan Amerika, membahayakan demokrasi, dan merugikan sekutu-sekutu seperti Israel.
Jeremy Ben-Ami, Presiden J Street, memperingatkan konsekuensi yang akan timbul bagi kebijakan Israel di bawah pemerintahan Trump-Vance. Menurutnya, pemerintahan ini akan memberikan dukungan penuh bagi fantasi terliar sayap kanan Israel, termasuk kudeta yudisial dan aneksasi Tepi Barat.
Mark Mellman, CEO Demokrat Mayoritas untuk Israel, mengkritik Vance sebagai ekstremis yang mendukung larangan aborsi nasional dan menentang bantuan untuk Israel selama perang dengan Hamas. Mellman menegaskan bahwa tiket Trump-Vance akan merugikan Amerika, membahayakan demokrasi, dan merugikan sekutu-sekutu seperti Israel.
Jeremy Ben-Ami, Presiden J Street, memperingatkan konsekuensi yang akan timbul bagi kebijakan Israel di bawah pemerintahan Trump-Vance. Menurutnya, pemerintahan ini akan memberikan dukungan penuh bagi fantasi terliar sayap kanan Israel, termasuk kudeta yudisial dan aneksasi Tepi Barat.
Peringatan dari Dewan Demokratik Yahudi Amerika
Sam Crystal, Kepala Staf Dewan Demokratik Yahudi Amerika, menyatakan bahwa dengan memilih Vance, Trump lebih mengutamakan kesetiaan pribadi dibandingkan nilai-nilai dan prioritas rakyat Amerika, termasuk komunitas Yahudi. Crystal juga menyebut bahwa mayoritas Yahudi Amerika terus mendukung Demokrat dan menolak ekstremisme Partai Republik.
David Sacks, seorang donor besar pro-Israel, memberikan kritik tajam terhadap pemerintahan Biden-Harris. Dia menyatakan bahwa pemerintahan ini telah mengubah dunia yang damai di bawah Trump menjadi kacau. Sacks menyatakan bahwa kebijakan Biden terhadap Gaza sangat tidak konsisten bahkan pendukung Israel dan Palestina setuju untuk mengecamnya.
Pandangan Pro-Israel Terhadap Kebijakan Biden
Pada malam pertama konvensi, beberapa pembicara mengecam kebijakan Timur Tengah Biden, menyalahkannya atas konflik yang sedang berlangsung di dunia. Ketua Komite Nasional Partai Republik Michael Whatley menyatakan bahwa empat tahun lalu, Timur Tengah dalam keadaan damai, tetapi sekarang semuanya berbeda dengan serangan terbuka oleh Iran dan proksinya terhadap Israel.David Sacks, seorang donor besar pro-Israel, memberikan kritik tajam terhadap pemerintahan Biden-Harris. Dia menyatakan bahwa pemerintahan ini telah mengubah dunia yang damai di bawah Trump menjadi kacau. Sacks menyatakan bahwa kebijakan Biden terhadap Gaza sangat tidak konsisten bahkan pendukung Israel dan Palestina setuju untuk mengecamnya.
Dukungan dan Kritik Terhadap Pemerintahan Trump-Vance
Beberapa pihak menilai bahwa pemerintahan Trump-Vance akan memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan keras sayap kanan Israel. Hal ini termasuk kudeta yudisial, aneksasi Tepi Barat, pembangunan pemukiman di Gaza, dan konfrontasi militer dengan Hezbollah dan Iran.Di sisi lain, para kritikus memperingatkan bahwa administrasi Trump-Vance akan merusak fondasi demokrasi, menyebarkan teori konspirasi antisemitisme lebih dalam di masyarakat, dan memberikan kemenangan kepada Putin di Ukraina.
Pemilihan J.D. Vance sebagai calon wakil presiden oleh Donald Trump telah memicu berbagai reaksi dan kritik, terutama dari kelompok-kelompok Yahudi liberal dan pro-Israel. Mereka memperingatkan tentang potensi dampak negatif dari pemerintahan Trump-Vance terhadap kebijakan Israel, demokrasi Amerika, dan stabilitas global. Sementara itu, dukungan terhadap kebijakan luar negeri yang lebih keras dan isolasionis tetap menjadi isu sentral dalam kampanye politik mereka.
Dengan penjelasan ini, kita dapat memahami bagaimana posisi Vance dan Trump, serta reaksi dari berbagai pihak terhadap kebijakan mereka, khususnya yang berkaitan dengan Israel dan Timur Tengah.
Masa Depan Amerika dan Israel di Bawah Trump-Vance
Kritik dari berbagai pihak mencerminkan kekhawatiran mendalam tentang masa depan Amerika dan Israel di bawah pemerintahan Trump-Vance. Mereka khawatir bahwa kebijakan keras dan ekstremis yang didukung oleh kedua politisi ini akan merusak stabilitas regional dan internasional, serta memperdalam perpecahan dalam masyarakat Amerika sendiri.Pemilihan J.D. Vance sebagai calon wakil presiden oleh Donald Trump telah memicu berbagai reaksi dan kritik, terutama dari kelompok-kelompok Yahudi liberal dan pro-Israel. Mereka memperingatkan tentang potensi dampak negatif dari pemerintahan Trump-Vance terhadap kebijakan Israel, demokrasi Amerika, dan stabilitas global. Sementara itu, dukungan terhadap kebijakan luar negeri yang lebih keras dan isolasionis tetap menjadi isu sentral dalam kampanye politik mereka.
Dengan penjelasan ini, kita dapat memahami bagaimana posisi Vance dan Trump, serta reaksi dari berbagai pihak terhadap kebijakan mereka, khususnya yang berkaitan dengan Israel dan Timur Tengah.
Sumber: haaretz


Posting Komentar