Ketegangan Antara Netanyahu dan Staf Umum IDF
The New York Times melaporkan adanya ketegangan antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Staf Umum IDF (komando militer tertinggi Israel ) terkait operasi militer di Jalur Gaza. Sejumlah jenderal senior dalam IDF menginginkan gencatan senjata, meskipun Hamas masih berkuasa untuk sementara waktu. Kekurangan persenjataan, rendahnya motivasi, dan ketakutan akan konflik yang lebih luas dengan Hizbullah menjadi latar belakang ketegangan ini.1. Kondisi Persenjataan dan Motivasi IDF
Selama sembilan bulan konflik, IDF mengalami kekurangan dalam hal amunisi, suku cadang, dan motivasi pasukan. Beberapa tank Israel di Gaza dilaporkan tidak dilengkapi dengan jumlah amunisi yang cukup. IDF mengakui bahwa mereka telah mencapai banyak pencapaian signifikan dalam operasi militer di Gaza, tetapi mereka juga menghadapi tantangan besar. Kekurangan persenjataan dan suku cadang, serta penurunan motivasi pasukan, menjadi isu yang serius.Beberapa tank IDF bahkan dilaporkan tidak memiliki jumlah peluru yang memadai. Hal ini diakibatkan oleh upaya penghematan. Situasi ini diperburuk oleh kekhawatiran bahwa Israel perlu mempersiapkan diri untuk kemungkinan perang dengan Hezbollah, yang membutuhkan sumber daya tambahan di masa depan.
2. Keinginan Gencatan Senjata dan Konflik dengan Hizbullah
Para pejabat senior IDF percaya bahwa gencatan senjata merupakan jalan terbaik untuk membebaskan sekitar 120 sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Mereka juga memperkirakan bahwa pasukan mereka membutuhkan waktu pemulihan jika harus menghadapi perang dengan Hizbullah. Gencatan senjata dengan Hamas juga dipandang dapat mempermudah pencapaian kesepakatan di utara.2.1. Kekurangan Persediaan Senjata
Laporan The Times mengungkapkan bahwa Israel menghadapi kekurangan persenjataan setelah sembilan bulan pertempuran. IDF kekurangan peluru, suku cadang untuk tank, buldoser militer, dan pengangkut personel lapis baja. Kondisi ini membuat beberapa pejabat khawatir tentang kesiapan IDF dalam menghadapi konflik skala besar dengan Hizbullah.3. Beban Berat Prajurit Cadangan
The Times juga melaporkan beban berat yang dihadapi oleh prajurit cadangan Israel, beberapa di antaranya telah dipanggil untuk melapor hingga tiga kali. Semakin sedikit prajurit cadangan yang menanggapi panggilan ini, yang menunjukkan adanya krisis kepercayaan antara mereka dan pimpinan militer. Krisis ini sebagian disebabkan oleh kelalaian yang menyebabkan pembantaian pada tanggal 7 Oktober.3.1. Frustrasi di Kalangan Tentara
Tanda-tanda frustrasi di kalangan tentara semakin terlihat, terutama setelah pernyataan juru bicara IDF, Brigadir Jenderal Daniel Hagari, yang mengatakan bahwa Hamas tidak bisa dihancurkan sepenuhnya. Pernyataan ini menyebabkan kemarahan dalam sistem politik Israel dan menimbulkan ketegangan antara Netanyahu dan pimpinan militer.4. Reaksi Netanyahu terhadap Laporan The Times
Netanyahu menanggapi laporan The Times dengan menegaskan bahwa Israel tidak akan mengakhiri perang sebelum mencapai semua tujuannya, termasuk pembebasan sandera. Dia menekankan bahwa IDF berkomitmen untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. Netanyahu juga mencatat bahwa meskipun Israel telah mendekati akhir operasi pemberantasan Hamas, masih ada langkah-langkah yang harus diambil.4.1. Pencapaian IDF dalam Perang di Gaza
IDF memperkirakan bahwa mereka telah memusnahkan setidaknya 14.000 teroris Hamas sejauh ini, yang merupakan sebagian besar pasukan Hamas. Meskipun demikian, Netanyahu menegaskan bahwa perang tidak akan berakhir sampai semua tujuan Israel tercapai, termasuk kembalinya sandera.5. Kesimpulan
Ketegangan antara Netanyahu dan Staf Umum IDF mencerminkan perbedaan pandangan tentang cara terbaik mengatasi konflik di Gaza. Sementara Netanyahu ingin terus melanjutkan operasi militer hingga semua tujuan tercapai, para pejabat senior IDF lebih mengutamakan gencatan senjata untuk membebaskan sandera dan mempersiapkan diri menghadapi potensi perang dengan Hizbullah.Kekurangan persenjataan dan motivasi di kalangan tentara menambah kompleksitas situasi ini, membuat solusi damai semakin sulit dicapai. IDF tetap berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan mereka di Gaza, sembari mempersiapkan diri untuk kemungkinan konflik di front utara.



Posting Komentar