JqhSRCdUrfr1KyxYuxtPdSuGcgp6mT2tPj27Nc05

Strategi Israel Berhadapan dengan Iran jika Perang di Lebanon Tidak Terelakkan

israel,Hizbullah,lebanon,iran,Yoram Schweitzer

Dalam perbincangan di Podcast Haaretz, Yoram Schweitzer, seorang pakar terorisme dari Palestina dan Lebanon, menekankan bahwa untuk menghindari perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah, Israel harus menyelesaikan konfliknya dengan Hamas di selatan. Ia menyoroti bahwa perang berkepanjangan di Gaza disebabkan oleh "ilusi kemenangan total" yang dipromosikan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang ia anggap sebagai kebijakan yang salah arah.

Schweitzer menyarankan bahwa kesepakatan dengan Hamas, yang melibatkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina, sangat penting untuk mengakhiri perang. Setelah itu, Israel perlu memperkuat kesiapan militernya baik di selatan maupun utara untuk menghadapi kemungkinan perang dengan Hizbullah.

Perang dengan Hizbullah dan Iran

Mengakui bahwa pasukan Hizbullah yang didukung Iran memulai konflik saat ini dan bukanlah pendapat yang keliru. Dia mencatat bahwa Hizbullah sebagian besar reaktif terhadap manuver dan serangan Israel, dan karenanya Israel menentukan ke mana arah konflik di Lebanon."

Meskipun Hizbullah dan Iran tidak menginginkan perang besar-besaran yang merugikan kedua belah pihak, mereka tetap berpegang pada kebijakan mereka untuk mempertahankan ketegangan. Schweitzer menekankan bahwa Israel memiliki peran signifikan dalam menentukan intensitas konflik ini.

Posisi Politik dan Strategis Israel

Schweitzer juga mengkritik kebijakan Netanyahu yang menurutnya melemahkan posisi Israel di mata internasional, terutama dalam hubungannya dengan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Biden. Upaya Netanyahu yang tampaknya terpadu untuk mengasingkan Gedung Putih dan melemahkan posisi Israel terhadap Hamas dan Hizbullah, kata Schweitzer, Ia menyebutnya sebagai kebijakan yang sangat berbahaya dan bodoh, dungu, dan tidak bertanggung jawab.

Dampak Kebijakan Netanyahu

Schweitzer berpendapat bahwa kebijakan Netanyahu yang agresif tidak hanya memperpanjang konflik, tetapi juga merusak hubungan Israel dengan sekutunya, terutama Amerika Serikat. Kebijakan ini dapat mengisolasi Israel secara internasional dan mengurangi dukungan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi ancaman dari Hizbullah dan Iran.

Potensi Perang Regional

Ia percaya bahwa tekanan politik internal di Lebanon dan potensi kerusakan akibat perang skala penuh membuat Hizbullah tertekan untuk menerima gencatan senjata yang menghindari konflik besar. Dengan demikian, perang yang melibatkan Iran dan memicu perang regional dapat dihindari jika ada langkah-langkah yang tepat dari Israel.

Peran Israel dalam Menentukan Arah Konflik

Schweitzer menekankan bahwa Israel harus lebih proaktif dalam menenangkan situasi untuk mencegah perang besar dengan Hizbullah. Ia juga mencatat bahwa kebijakan agresif Israel terhadap Hizbullah cenderung memicu respons dari kelompok tersebut, yang berarti Israel memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah konflik di Lebanon.

Strategi Israel dalam menangani konflik dengan Hamas di Gaza sangat mempengaruhi situasi di utara dengan Hizbullah. Penyelesaian yang tepat dengan Hamas dapat mencegah eskalasi lebih lanjut dan meminimalkan risiko perang regional dengan Iran. Schweitzer menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang lebih hati-hati dan diplomatis dari Israel untuk menjaga stabilitas regional.

Tantangan yang Dihadapi Israel

Menurut Schweitzer, Israel menghadapi tantangan besar dalam mengelola situasi di Lebanon dan Gaza secara bersamaan. Kesulitan utama adalah menghindari eskalasi konflik yang dapat memicu perang regional dengan melibatkan Iran dan sekutunya. Tantangan ini memerlukan pendekatan diplomatik yang cermat dan strategi militer yang terencana dengan baik.

Strategi Menghadapi Hizbullah

israel,Hizbullah,lebanon,iran,Yoram Schweitzer

Untuk menghadapi Hizbullah, Schweitzer menyarankan agar Israel tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, tetapi juga mencari solusi politik yang dapat menenangkan situasi. Kerja sama dengan negara-negara tetangga dan upaya untuk membangun stabilitas regional melalui diplomasi dianggap sangat penting.

Peran Masyarakat Internasional

Schweitzer juga menekankan pentingnya peran masyarakat internasional dalam mendorong gencatan senjata dan mencegah eskalasi konflik. Dukungan dari negara-negara besar dan organisasi internasional dapat membantu menciptakan tekanan yang diperlukan untuk mencapai perdamaian.

Masa Depan Perdamaian

Meskipun situasi saat ini sangat kompleks, Schweitzer tetap optimis bahwa perdamaian dapat dicapai dengan langkah-langkah yang tepat. Ia percaya bahwa dengan mengakhiri konflik di Gaza dan memperkuat hubungan internasional, Israel dapat menciptakan kondisi yang lebih stabil dan aman di kawasan tersebut.

Konflik antara Israel dan Hizbullah merupakan isu yang sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. Strategi yang lebih cerdas dan hati-hati diperlukan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Israel memiliki peran penting dalam menentukan arah konflik ini dan perlu bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk mencapai solusi yang komprehensif.

Artikel ini menyoroti pentingnya diplomasi dan kebijakan yang bijaksana dalam menghadapi tantangan regional, serta perlunya kerja sama internasional untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.


Sumber: Haaretz  

Posting Komentar