JqhSRCdUrfr1KyxYuxtPdSuGcgp6mT2tPj27Nc05

Sekjen PBB Murka, Enam Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Udara di Gaza

Sekjen PBB Murka, Enam Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Udara di Gaza

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan bahwa enam staf mereka tewas dalam dua serangan udara di Nuseirat, Jalur Gaza, pada Rabu. Ini menjadi jumlah korban tertinggi di antara staf mereka dalam satu insiden sejak konflik ini dimulai. 

Enam Staf UNRWA Tewas di Gaza

UNRWA juga mencatat bahwa para korban tersebut tewas di kawasan tengah Jalur Gaza, dalam konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.

Kecaman dari Sekjen PBB Antonio Guterres

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam serangan tersebut, dengan menyebut bahwa situasi di Gaza "sangat tidak bisa diterima." Guterres menyoroti enam Staf UNRWA tewas dalam Serangan Udara tersebut mengenai sebuah sekolah yang menjadi tempat berlindung bagi sekitar 12 ribu orang.

Pernyataan ini menggarisbawahi keprihatinan internasional terhadap situasi kemanusiaan di Gaza, di mana warga sipil, termasuk staf bantuan, kerap menjadi korban dalam pertempuran yang semakin intensif.

Kritik dari Duta Besar Israel untuk PBB

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon merespons keras pernyataan Guterres. Dalam cuitannya di platform X (sebelumnya Twitter), Danon mengkritik Guterres karena dianggap mengabaikan realitas dan terus memutarbalikkan fakta. Menurut Danon, para teroris yang beroperasi dari bangunan sipil yang sebelumnya digunakan oleh UNRWA, mereka tidak bisa disebut "tidak bersalah."

Seruan untuk Investigasi

Danon juga mendesak Guterres untuk menyelidiki latar belakang enam Staf UNRWA yang tewas dalam Serangan Udara di Gaza tersebut. Ia menyebut adanya beberapa staf PBB sebelumnya yang diberhentikan karena terlibat dalam organisasi teroris.

Ia menegaskan bahwa Israel akan terus melanjutkan "perang yang adil" melawan terorisme. Solusi yang tepat bukanlah gencatan senjata, melainkan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza dan penghancuran Hamas.

Pandangan Guterres tentang Perang di Gaza

Kecaman terhadap operasi militer Israel di Gaza bukanlah hal baru bagi Antonio Guterres. Dalam wawancara dengan Reuters, ia menyatakan bahwa kurangnya akuntabilitas atas pembunuhan staf PBB dan pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza adalah sesuatu yang sama sekali tidak bisa diterima. 

Guterres menyoroti pentingnya perlindungan bagi warga sipil dan penegakan hukum kemanusiaan internasional dalam konflik yang terus berlangsung.

Di luar konflik Gaza, Guterres juga menyoroti krisis kemanusiaan lainnya, seperti di Haiti, di mana geng-geng bersenjata telah mengambil alih sebagian besar wilayah ibu kota, menyebabkan perpindahan massal, kekerasan seksual, dan kelaparan. Guterres menekankan bahwa pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB bukanlah solusi terbaik untuk Haiti, yang sedang menghadapi tantangan keamanan dan kemanusiaan yang serius.

Refleksi Guterres terhadap Tahun yang Sulit

Menjelang pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB, Guterres mencerminkan tahun yang penuh tantangan. Salah satu peristiwa utama yang mendominasi adalah perang di Gaza, yang dimulai dua minggu setelah pertemuan tahun lalu. Dalam insiden tragis tersebut, kelompok Hamas menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.

Guterres juga menyoroti respons Israel terhadap Hamas di Gaza, di mana menurut pejabat kesehatan setempat, sekitar 41.000 warga Palestina telah tewas sejak konflik ini dimulai. 

Guterres menyebutkan bahwa terjadi pelanggaran sangat dramatis terhadap hukum humaniter internasional serta ketiadaan perlindungan yang efektif bagi warga sipil di wilayah tersebut.

Pelanggaran Hukum Kemanusiaan 

Sekjen PBB Murka, Enam Staf UNRWA Tewas dalam Serangan Udara di Gaza

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa dalam konflik di Gaza, telah terjadi pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional. Hal ini melibatkan serangan terhadap infrastruktur sipil seperti sekolah dan rumah sakit, yang seharusnya dilindungi dalam situasi perang.

Guterres juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap warga sipil, terutama di daerah konflik, di mana mereka sering menjadi korban utama kekerasan.

Guterres menyatakan bahwa tanpa akuntabilitas yang jelas atas pembunuhan warga sipil dan pekerja kemanusiaan, situasi ini hanya akan semakin memburuk. Ia menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil langkah tegas dalam menjamin perlindungan bagi warga sipil, serta memastikan bahwa hukum internasional ditegakkan dengan baik.

Seruan untuk Akhir dari Kekerasan 

Di sisi lain, Israel, melalui duta besar mereka, Danny Danon, menegaskan bahwa tujuan utama operasi militer mereka di Gaza adalah untuk menghentikan aktivitas teroris dan membebaskan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

Menurut Danon, gencatan senjata bukanlah solusi yang tepat saat ini, karena hal tersebut hanya akan memperpanjang keberadaan Hamas sebagai organisasi teroris yang mengancam keamanan Israel dan wilayah sekitarnya.

Danon menekankan bahwa upaya untuk menghentikan Hamas harus dilakukan sampai tuntas, termasuk dengan menghancurkan seluruh infrastruktur teroris yang ada di Gaza. Hanya dengan demikian, keamanan di kawasan tersebut dapat dijamin, dan para sandera bisa dibebaskan dengan selamat.

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Di tengah perang yang berkecamuk, situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Ribuan warga sipil telah kehilangan tempat tinggal, fasilitas kesehatan kewalahan, dan suplai kebutuhan dasar seperti air, makanan, dan obat-obatan sangat terbatas. 

Serangan udara yang menghantam wilayah padat penduduk telah menambah jumlah korban tewas, termasuk di kalangan anak-anak dan perempuan.

Organisasi kemanusiaan internasional, termasuk UNRWA, terus berupaya memberikan bantuan kepada warga sipil di Gaza. Namun, akses yang terbatas ke wilayah konflik, serta risiko keselamatan bagi para pekerja kemanusiaan, menjadi tantangan besar dalam menyalurkan bantuan yang dibutuhkan. 

Sementara itu, PBB dan komunitas internasional terus menyerukan adanya jalur kemanusiaan yang aman bagi distribusi bantuan ke Gaza.

Pentingnya Akuntabilitas di Zona Konflik

Enam Staf UNRWA yang tewas dalam serangan udara di Gaza menjadi perbincangan hangat dalam konteks konflik di wilayah itu. Antonio Guterres menegaskan bahwa tanpa adanya keadilan bagi para korban, perdamaian yang berkelanjutan tidak akan pernah tercapai. 

Ia menyerukan investigasi yang transparan dan independen terhadap dugaan pelanggaran hukum humaniter internasional, baik oleh pihak Israel maupun Hamas.


|JPOST|  

Posting Komentar