Hizbullah Terpecah, Mencari Kebocoran Internal Penyebab Tewasnya Fuad Shukr

Hizbullah dalam kekacauan setelah kebocoran informasi internal yang menyebabkan terbunuhnya komandan senior mereka, Fuad Shukr. Kelompok yang berafiliasi dengan Iran ini sedang menghadapi krisis internal yang serius. Dampak ini terjadi juga dengan Iran yang terguncang akibat terbunuhnya Haniyeh di Teheran. Mereka mencurigai adanya mata-mata Israel menyusup di internal mereka sendiri.

Hizbullah telah menangkap beberapa anggotanya sendiri dalam upaya mencari tahu bagaimana Israel bisa menemukan dan membunuh komandan mereka, Fuad Shukr. Kejadian ini dilaporkan oleh kantor berita yang berafiliasi dengan Hizbullah, Al-Janoubia, pada hari Sabtu.

Hizbullah Terpecah, Mencari Kebocoran Internal

Pejabat Hizbullah mengonfirmasi kepada Reuters bahwa jasad Fuad Shukr ditemukan di bawah reruntuhan yang ditinggalkan oleh serangan udara Israel. IDF (Israel Defense Forces) mengakui serangan tersebut dan menyatakan bahwa Shukr bertanggung jawab atas kematian 12 anak Druze di Majdal Shams.

Kepala Staf IDF, Herzi Halevi, mengatakan bahwa IDF tahu cara beroperasi di lingkungan Beirut dan mampu menyerang titik-titik tertentu dengan akurat. Pernyataan ini semakin memperkuat kecurigaan bahwa ada kebocoran informasi di dalam Hizbullah.

Teori Kebocoran dan Penyusupan

Menurut sumber anonim yang berbicara kepada Al-Janoubia, Hizbullah percaya bahwa Shukr yang sangat berhati-hati dalam menghindari teknologi deteksi, mungkin telah dibocorkan oleh seseorang dari dalam kelompok tersebut atau bahwa agen Israel telah menyusup ke dalam Hizbullah.

Shukr dikenal menghindari teknologi yang memerlukan suara, pengenalan wajah, atau sidik jari. Keberadaannya sangat dikontrol oleh pihak keamanan Hizbullah, yang menambah misteri bagaimana Israel bisa menemukan lokasinya.

Kekhawatiran Hizbullah

Pimpinan Hizbullah yakin bahwa jajarannya telah disusupi oleh agen Israel di tingkat tinggi. Mereka khawatir bahwa Israel memiliki data lengkap tentang struktur partai, termasuk nama, foto, nomor telepon, alamat, dan data audio anggotanya.

Sumber anonim lainnya mengungkapkan bahwa seorang mantan perwira di Keamanan Umum, yang kemudian bergabung dengan Hizbullah, berpindah tempat pada hari pembunuhan Shukr dari sebuah kompleks keagamaan ke Haret Hreik, tempat ia berkantor. Hanya beberapa personel keamanan yang tahu tentang pergerakan ini.

Langkah Hizbullah Menangani Kebocoran

Hizbullah telah mulai menangkap sejumlah pejabat yang mengetahui lokasi Shukr. Kecurigaan terfokus pada seorang pejabat keamanan senior yang mengetahui di mana Shukr dan tamunya berada di gedung yang menjadi sasaran. Mereka sedang menunggu sinyal dari pejabat ini untuk pertemuan dengan Sayyed Hassan Nasrallah sesaat sebelum pembunuhan terjadi.

Pejabat keamanan tersebut dikenal memiliki hubungan yang tegang dengan kelompok jihadis di partai tersebut. Ia ditempatkan dalam tahanan rumah oleh para penyidik dan pekerjaannya ditangguhkan hingga penyelidikan selesai. Partai ini bertekad untuk tidak mengungkapkan apa yang terjadi di dalam jajarannya.

Pertanyaan yang Muncul

Pembunuhan Shukr juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana informasi serupa bisa diperoleh tentang pemimpin teror lainnya yang telah dieliminasi sebelumnya. Sumber-sumber menunjukkan bahwa pembunuhan Shukr mengingatkan Hizbullah pada pembunuhan pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, di pinggiran selatan.

Saleh diasumsikan berada di bawah perlindungan komite keamanan yang dipimpin oleh Haji Wafiq Safa dan dibantu oleh Haji Ali Ayoub.

Peran Komite Keamanan Partai

Komite Keamanan Hizbullah terlibat dalam setiap gerakan keamanan di wilayah pinggiran kota. Bahkan aparat keamanan tidak akan memasuki wilayah tersebut tanpa izin dan koordinasi langsung dengan Kepala Unit Koordinasi dan Penghubung, Haji Wafiq Safa. Jaringan kamera yang dipasang di jalan-jalan dan gedung-gedung di wilayah pinggiran kota juga berada di bawah kewenangan komite ini.

Dampaknya di Iran

Ketakutan serupa juga tampaknya telah mencapai Iran. Menurut New York Times, puluhan penangkapan telah dilakukan untuk mencari pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran minggu lalu. Dampak psykologis ini menyebabkan kegoncangan di Negara Ayatollah ini dan juga sekutunya Hizbullah di Lebanon.

Artikel ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana kebocoran internal di Hizbullah telah menyebabkan krisis besar dalam kelompok tersebut. Dengan menangkap dan menyelidiki anggotanya sendiri, Hizbullah berusaha untuk menutup celah untuk para penghianat yang menyusup dan musuh mereka untuk melakukan serangan yang sangat merugikan.

|JPOST|